6 Persimpangan

6 Persimpangan

Abu Bakar r.a. berkata, :
Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di atasmu. 

Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh menagajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta mendapat keampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud, "....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju keampunan-Nya..."

Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya.
Sesiapa yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya.
Sesiapa yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya.
Siapa yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya.
Dan siapa yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.
Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan.

Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh itu, manusia hendaklah sentiasa berwaspada sebab iblis sentiasa melihat tepat pada sasarannya.


sumber : File 1001 KisahTeladan
Beginilah Jika Bersaudara

Beginilah Jika Bersaudara

 
Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan berencana tidak menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.

Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Maka, demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya.

Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, "Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku."

Karena itu, setiap malam, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung mulik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya, kelak.

Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai..., suatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu karung ke maring-masing lumbung saudaranya. Di saat itulah mereka sadar, dan saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta, yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah jika bersaudara. (Yacob - soulful)


myquran.com
Bacaan Tasbih dan Kekuasaan

Bacaan Tasbih dan Kekuasaan






Setelah melihat kekuasaan Nabi Sulaiman AS, seorang pengembara miskin berkata, "Sungguh hebat kerajaan Sulaiman!"

Perkataan pengembara itu disampaikan oleh angin kepada Nabi Sulaiman. Segera Nabi Sulaiman menemui pengembara tersebut.

"Wahai pengembara, kerajaan Sulaiman tak berarti apa-apa dibandingkan satu kali bacaan tasbih dari mulut seorang hamba yang ikhlas, yang didengar Allah SWT. Sebab kerajaan akan musnah suatu ketika, sedangkan tasbih akan tetap abadi dan akan berguna bagi orang yang mengucapkannya untuk diperhitungkan pada hari Kiamat kelak."


sumber : pesantrenonline.com
Akibat Terlalu Fanatik

Akibat Terlalu Fanatik

Fanatik
Juha, seorang bijak dari pedesaan Arab, sangat fanatik terhadap satu barang. Ia hanya memuji satu surban dan tidak mau membeli atau memakai surban lainnya untuk ganti.

"Surban ini sudah puluhan tahun melindungi kepala saya dari sengatan terik matahari, dari kepulan debu gurun dan dari gangguan-gangguan lainnya. Tak ada surban lain yang menandingi kemanfataan dan kebesaran jasa surban ini," kata Juha sesumbar.

Semua penduduk desa mengiyakan saja. Walaupun ada satu dua orang yang berbisik-bisik bahwa seharusnya Juha punya lebih dari satu surban.

"Surban sangat banyak. Masa tak ada satu pun yang mampu mengganti surban yang sudah kumal itu," gerutu mereka.

Gerutuan tersebut memang terbukti beberapa hari kemudian. Surban satu-satunya milik Juha itu hilang dicuri ketika dijemur.

Juha kebingungan. Ia terpaksa merelakan kepalanya dihantam terik matahari dan didera dingin angin, untuk sementara waktu sebelum ia menemukan surban yang kapasitasnya ia nilai seimbang dengan surbannya yang hilang.


Akibat Kesombongan

Akibat Kesombongan

Jangan Sombong Brow 
Seorang pemuda kaya raya berthawaf mengelilingi Ka'bah. Ia dibantu oleh beberapa pengawalnya agar dapat melakukan ibadah itu dengan leluasa, tanpa berdesak-desakan.

Beberapa tahun kemudian, seorang ulama melihatnya sedang mengemis di pinggir jembatan. Ditanya, "Apakah yang terjadi?"

Pemuda itu menjawab, "Dahulu aku menyombongkan diri di tempat yang seharusnya orang merendahkan diri dan kini aku dihinakan Allah di tempat yang orang banyak menyombongkan diri."


sumber : alsofwa.or.id
Akhlak Majikan dan Akhlak Budak

Akhlak Majikan dan Akhlak Budak


Abdullah bin Thahir bercerita: Pada suatu hari aku berada di sisi Amirul Mukminin al-Ma'mun, putra Harun ar- Rasyid. Dia kemudian memanggil pembantunya, seorang anak remaja Turki, "Ya ghulam!"

Anak itu datang dan berkata, "Tiap kali saya keluar dari sini, engkau selalu berteriak memanggil-manggil "ya ghulam". Sampai kapan panggilan ya ghulam, ya ghulam, kau serukan? Tidakkah seharusnya bagi seorang ghulam saat ini waktu makan dan minum?"

Al-Ma'mun hanya diam dan menundukkan kepalanya.

Aku mengira anak itu bakal dikenakan hukuman, tetapi ternyata tidak.

Al-Ma'mun kemudian mengangkat kepalanya dan berkata kepada budaknya itu, "Kamu mulai sekarang bebas (merdeka) karena Allah SWT."

Kemudian al-Ma'mun berkata, "Wahai Abdullah, bila seorang majikan berakhlak baik, maka akhlak pembantunya menjadi buruk. Dan bila ia berakhlak buruk, maka akhlak pembantunya menjadi baik. Namun tidak sepatutnya kita memperburuk akhlak kita agar akhlak pembantu kita menjadi baik!"


sumber : alsofwa.or.id