Suatu ketika, Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhu yang dikenal sebagai aktsaru
iqtida'an li-rasuulillah (sahabat yang paling banyak meneladani Rasulullah)
mendengar orang yang bersin sembari membaca, "Alhamdulillah, wash-shalaatu
wassalaamu 'alaa rasuulillah." Seketika itu, beliau menegurnya dan berkata,
"Tidak demikian yang diajarkan oleh Rasulullah! Beliau hanya bersabda,
"Barangsipa yang bersin di antara kalian, maka hendaknya memuji Allah (membaca
hamdalah)," Beliau tidak mengatakan, "Dan hendaknya bershalawat atas
Rasulullah!""
Begitulah kepekaan beliau terhadap bid'ah yang
diada-adakan, meskipun orang menganggapnya baik. Pelaku bid'ah seperti orang
yang mengumpulkan barang-barang untuk perbekalan safar jarak jauh. Tapi,
ternyata bekal yang ia bawa tak berguna apa-apa, selain menambah beban di tengah
perjalanan. Sementara dia justru meninggalkan bekal yang bisa meringankan
beratnya perjalanan, dan bahkan ia tinggalkan kendaraan yang mengantarkan sampai
ke tujuan.
Inilah orang yang tertipu, dia beramal dengan suatu amalan
yang dia sangka kebaikan yang mengantarkan ke jannah, tapi ternyata yang
dilakukan adalah dosa yang bisa menyeretnya ke neraka. Allah berfirman, "Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi:
104)
Bid'ah adalah fatamorgana bagi para pelakunya. Disangkanya air yang
bisa mengakhiri derita dahaga, ternyata panas api yang akan menambah
penderitaannya. Nabi memberikan keterangan bahwa amal yang tidak mengikuti
sunnahnya akan tertolak,
"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada
perintah (contoh)nya dari kami maka tertolak." (HR. Muslim)
Di samping
tertolak, bid'ah juga terbilang sebagai kesesatan yang berpotensi memasukkan
seseorang ke neraka. Karena setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan
adalah neraka tempatnya.
Ibnu Al-Jauzi menyebutkan bahwa bid'ah lebih
disukai iblis daripada dosa besar. Karena orang yang melakukan dosa besar
menyadari kesalahannya, sehingga mungkin dia akan bertaubat. Sedangkan pelaku
bid'ah, bukan saja dia tidak sadar bahwa yang dia lakukan mengandung dosa,
bahkan ia sangka mendatangkan pahala. Maka sulit diharapkan
taubatnya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah juga menyebutkan bahwa rangking
kedua dosa yang dituju oleh setan setelah syirik adalah bid'ah. Dan bid'ah
biasanya menjadi perantara menuju kesyirikan. Seperti bid'ah-bid'ah yang
dilakukan di kuburan, hingga ada yang berdoa dan mengagungkan penghuni
kubur.
Ketika seseorang condong kepada perbuatan bid'ah, maka pada waktu
yang sama dia sedang menjauh dari sunnah dan hidayah. Bisa kita lihat,
orang-orang yang bersemangat dalam acara-acara bid'ah, tapi mereka tidak nongol
ketika shalat jama'ah di tegakkan. Mereka menganggap bid'ah yang ia lakukan lebh
penting dari sunnah, atau bahkan kewajiban yang ia tinggalkan. Inilah orang yang
tertipu oleh fatamorgana bid'ah. Maka, waspadalah! (Abu Umar A)
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i> Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i> Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>