Registrasi 5 Kali Sehari

Registrasi 5 Kali Sehari

Takut diblokir, ramai orang berbondong-bondong melakukan Registrasi Ulang SIM Card. Dengan batas waktu: sampai akhir Pebruari 2018. Atau diblokir Pemerintah.
Bagaimana dengan Registrasi 5 Kali Sehari ke Allah?

Yang kita tak tahu sampai kapan batas waktu kita?

Tak takut diblokir Penguasa Jagad?

🌺 اِسْتَجِيْبُوْا لِرَبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ  مِنَ اللّٰهِ  ؕ  مَا لَكُمْ مِّنْ مَّلْجَاٍ يَّوْمَئِذٍ وَّمَا لَكُمْ مِّنْ نَّكِيْرٍ

Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung, dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).

(QS. Asy-Syuraa: Ayat 47)

🌺 اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan Dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.

(QS. Al-Kahf: Ayat 104)

🌺 اُولٰۤئِكَ  الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَلَا  نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا

Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sialah amalan mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat.

(QS. Al-Kahf: Ayat 105)

Berdoalah! Doa Itu Mengubah Keadaan

Berdoalah! Doa Itu Mengubah Keadaan


Kekuatan doa. Ya kekuatan doa, sebuah pengharapan yang bisa membuat keadaan berubah. Seperti cerita hikmah yang akan dipaparkan berikut ini.

Oleh karena itu, doakanlah terus saudara-saudara muslim kita yang sedang tertindas seperti di Rohingya, Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan dan di belahan bumi manapun. Doakan juga bangsa kita, bangsa Indonesia pastinya. Doakan agar Indonesia menjadi negara yang kuat, makmur dan sejahtera rakyatnya serta adil pemimpinnya.

Doa bisa membuat terlepasnya mereka dari penindasan kaum kuffar, insha Allah. Jangan letih untuk meminta, jangan letih untuk berdoa dan jangan letih bersandar hanya kepada Allah.

***

True Story kisah tercecer dari pelaksanaan haji tahun 2016

Seorang perempuan tua dari Aljazair menangis di bandara. Ia ketinggalan pesawat yang akan membawanya menunaikan ibadah haji.

Ia menangis karena kerinduannya pada ALLAH dan keinginan untuk menjawab seruan-Nya..

ALLAH mendengar tangisan hamba-Nya. Diantara Aljazair dan Jeddah.. diantara langit dan bumi..

Pilot pesawat yang mengangkut jamaah haji itu mendengar suara gemeretak pada mesin pesawat. Hal itu memaksanya untuk kembali memutar pesawat ke Aljazair.

Di bandara, saat seluruh penumpang diturunkan, petugas bandara tidak menemukan ruangan tunggu yang kosong kecuali ruangan tempat dimana perempuan tua itu menangis.

Bisa dibayangkan bagaimana takjubnya ia karena melihat teman2 nya sesama jamaah haji datang kembali seakan datang khusus untuk menjemputnya…

Ia merasa seperti bermimpi..

Dari mulutnya tidak henti2 nya ia mengucapkan kata syukur..

Ajaibnya lagi setelah diperiksa dengan seksama ternyata keadaan pesawat itu baik dan tidak ada kerusakan sama sekali.

Pesawat dengan 200 penumpang itu kembali ke bandara hanya untuk menjemput seorang perempuan tua yang rindu ingin menjawab seruan Tuhan-Nya.

Air mata apa yang ia teteskan sehingga mampu mengetuk pintu langit ??

Keyakinan apa yang ia miliki sehingga mampu merubah jalannya takdir ??

Bila segalanya berlalu darimu, bila semua pintu telah tertutup,tetapi engkau tetap bergantung dan berharap pada ALLAH, maka IA akan selalu ada untukmu.

Kisah ini menjadi bukti bahwa keajaiban doa masih terjadi, dizaman yang bukan zaman Nabi-Nabi..

sumber : postingan di FB
Pesantren Reyot Pencetak Ahli Kitab Kuning

Pesantren Reyot Pencetak Ahli Kitab Kuning

Bangunan itu sebuah rumah non permanen yang hanya berdindingkan anyaman bambu dan kayu. Atapnya ditutupi genting. Dengan terpaksa, spanduk iklan rokok menutupi lubang atap. Bangunan atau rumah tersebut sebenarnya lebih layak disebut gubuk.






Di depan pintu masuk gubuk tersebut, berpasang-pasang sandal tersusun berjejer dengan rapi. Pemilik dari berpasang-pasang sandal tersebut sedang sibuk di dalam gubuk.


Di hadapan para pemilik sandal itu, sebuah kitab terbuka. Tulisannya pakai huruf Arab, tapi tanpa harakat atau tanda baca, lazim disebut dengan tulisan Arab gundul.

Muhammad Amir Hamzah duduk di jejeran para santri. Ia terlihat sedang asyik dengan kitab Fathul Qarib karya Abu Abdillah Muhammad bin Qosim al-Ghazzi. Meskipun tulisan di dalam kitab tersebut adalah tulisan Arab gundul, Amir tetap lancar membaca dan menerjemahkannya.

Amir menjabarkan i’rab, perubahan harakat di akhir kalimat. Terkadang melafalkan maraji’-nya. Sangat lihai, padahal usianya baru 12 tahun. Kelihaian Amir membaca Arab gundul bukan didapat dengan mudah dan singkat. Bocah 12 tahun yang berasal dari Pulau Karimun Jawa itu sudah menimba ilmu lughoh di pesantren yang berlokasi di Grobogan, Jawa Tengah, itu selama sembilan bulan.

Namun, Amir memang tergolong santri yang cerdas. Kemampuannya dalam membaca dan menerjemahkan kitab tersebut itu berkembang pesat. Para santri pada umumnya membutuhkan waktu minimal tiga tahun agar dapat menjelajahi isi kitab kuning, sebutan lain kitab rujukan keilmuan Islam.

Kemampuan Amir tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran didikan Kiai Amin Fauzan Badri. Setiap pagi, tiap santri harus belajar ‘privat’. Setiap santri belajar “empat mata” dengan sang kiai selama minimal satu jam. Tidak boleh kurang.

“Di sini tidak ada masa pengajian bersama-sama dimulai. Kalau hari ini ada santri datang, berarti besok pagi dia mulai belajar. Jadi, antara satu santri dengan santri lainnya, mulainya beda dan khatamnya juga beda,” kata Kiai Amin kepada kemenag.go.id.

Teknik belajar kitab Arab gundul Kiai Amin ini dikenal dengan nama Al-Iktishor. Kiai Amin ingin berbagi pengalaman merumuskan cara membaca kitab Arab gundul.

“Saya berfikir, bahwa membaca kitab itu mestinya mudah, karena susunan dalam bahasa Arab itu hanya berupa Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah. Jika dua Jumlah ini dikuasai, semua akan jadi mudah,” kata dia.

Awalnya akan dipelajari pokok susunannya berupa jumlah ismiyah dan fi’liyah. Kemudian selanjutnya dipelajari pelengkapnya, yaitu jar-majrur, fi’il-fail, maf’ul bih, maf’ul muthlaq, dan lain-lainnya.

Kisah Kiai Amin membuat kitab Al-Ikhtisor terbilang cukup menyentuh dan perjuangan yang keras. Awalnya, Kiai Amin menyusun kitab itu dengan penuh perjuangan. Usai men-tashih-kan ke gurunya di Pesantren Mathaliul Fataah, Kajen, Margoyoso, Pati, Kiai Amin muda merasakan kegundahan. Kegundahan yang dirasakan tersebut dikarenakan sang guru meminta Kiai Amin membuka buku catatan Al-Ikhtisor di rumahnya. Kiai Amin pun terlarang membukanya di jalan.

Sesampai di rumah, Kiai Amin terkejut. Semua tulisan tangannya digores tinta merah oleh sang guru yang menandakan bahwa pekerjaan itu salah semua. Akibatnya, Kiai Amin pun sempat patah semangat dan berencana tidak melanjutkan penyusunan kitab itu.

Akan tetapi, ada satu kalimat yang ditulis gurunya di halaman akhir catatan Al-Ikhtisor. Kalimat itu mengurungkan keinginan Kiai Amir menyerah.

” Ada tulisan tangan guru saya tadi, man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil,” ucap dia.

Semangat inilah yang dia tularkan kepada para santrinya walaupun kondisi fisik pesantren jauh dari memadai.

sumber : ngelmu
Teman Sejati

Teman Sejati

Bismillah,

7 Macam Teman ( hanya satu yg akan sampai ke Surga)

1. Ta'aruffan yaitu teman kenal secara kebetulan seperti bertemu dikereta,  halte bus,  Cafe dll.

2. Taariihan yaitu teman karena faktor sejarah seperti teman se kampung,  sekost,  se almamater dll

3. Ahammiyyatan teman karena kepentingan (teman bisnis, politik, dll)

 4. Faarihan yaitu teman karena sehobi (hobi motor, nyanyi,  bola dll)

5. Amalan yaitu teman karena profesi seperti dokter, guru,  dll)

 6. Aduwwan yaitu teman yang terlihat seperti baik tapi sebenarnya penuh kebencian.

7. Hubban Iimaanan yaitu teman yang suka MENGINGATKAN mu serta MENGAJAK mu selalu kejalan Allah SWT.


Dari ke-7 macam teman ini,  no 1-6 akan sirna di akhirat, dan yang tersisa hanya teman nomor 7. Namun, teman nmor 7 ini selalu dipandang sebelah mata,  selalu dinilai sok alim,  juga tidak menghasilkan duniawi,  apalagi urusan materi.
Padahal,  di akhirat nanti teman nomor '7' inilah yng sejatinya 'bermanfaat'

 Allah berfirman : "teman-teman karib pada hari itu (kiamat)  nanti saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yg bertakwa " (Qs.  Az-Zukhruf 67)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata : " Bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah,  maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan.   Kecuali persahabatan nya dilandasi cinta karena Allah, inilah yg kekal selamanya. " ( Tafsir Ibnu Katsir)

Semoga Allah SWT bisa mengumpulkan kita di akhirat didalam Jannah Firdaus-Nya. Aamiin Allahuma Aamiin...

Semoga bermanfaat
Nasihat Imam Syafii

Nasihat Imam Syafii

Nasihat Imam Syafi’i

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ إِنْ كُنْتَ غَافِلًا *** يَأْتِيْكَ بِالْأَرْزَاقِ مِنْ حَيْثُ لَايَدْرِيْ

Teruslah bertaqwalah kepada Allah, meski engkau dalam keadaan lalai Jika engkau bertaqwa, niscaya Dia akan mendatangkan kepada mu rizqi yang tiada terduga.

فَكَيْفَ تَخَافُ الْفَقْرَ وَاللهُ رَازِقًا *** قَدْ رَزَقَ الطِّيْرَ وَالْحُوْتَ فِي الْبَحْرِ

Bagaimana engkau takut dalam kemiskinan, padahal Allah Maha Pemberi rizqi Dia yang telah Menganugrahkan rizqi pada burung dan ikan di laut.

وَمَنْ ظَنَّ أَنَّ الرِّزْقَ يَأْتِيْ بِقُوَّةٍ *** مَا أَكَلَ الْعُصْفُوْرَ شَيْئًا مَعَ النَسْرِ

Siapa yang mengira rizqi datang sebab kekuatan Pastilah burung pipit tidak akan makan bila dibandingkan dengan burung elang.

تَزُوْلُ عَنِ الدُّنْيَا فَإِنَّكَ لَايَدْرِيْ *** إِذَا جَنَّ عَلَيْكَ اللَّيْلَ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ

Engkau akan meninggalkan dunia, maka sungguh engkau tidak menyadari Ketika malam tiba, apakah engkau masih hidup sampai fajar hari.

فَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ غَيْرَ عِلَّةٍ *** وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ

Betapa banyak orang sehat mati tanpa sakit Betapa banyak orang-sakit hidup bertahun-tahun.

وَكَمْ مِنْ فَتٰى أَمْسٰى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا *** وَأَكْفَانُهُ فِي الْغَيْبِ تُنْسَجُ وَهُوَ لَايَدْرِيْ

Betapa banyak anak muda tertawa-lepas di pagi dan sore hari Sedangkan dia tidak menyadari, bahwa kain kafannya telah disulam rapi.

وَكَمْ مِنْ صِغَارٍ يَرْجِيْ طُوْلَ عُمْرِهِ *** وَقَدْ أَدْخَلَتْ أَجْسَامُهُمْ ظُلْمَةَ الْقَبْرِ

Betapa banyak anak kecil yang berharap umur yang panjang. Akan tetapi jasad-jasad mereka telah dimasukkan dalam gelapnya alam kubur.

فَمَنْ عَاشَ أَلْفًا أَوْ أَلْفَيْنِ *** فَلَا بُدَّ مِنْ يَوْمٍ يَسِيْرُ إِلَى الْقَبْرِ

Maka barangsiapa hidup sampai seribu atau bahkan dua ribu tahun Maka tidak lain pada hari akhirnya adalah liang kubur.

Menyikapi Anak  Kecil

Menyikapi Anak Kecil

Menyikapi Anak Yang Sering Bertengkar
================================
Masalah ini sering terjadi dalam keluarga kita.

Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi di dalam keluarga.

Ada yang dari luar rumah dan ada yang dari dalam rumah.

Kita sering merasa kesal dan marah bila anak-anak kita membuat berantakan rumah, bertengkar, dll sampai salah satu akan menangis dan mengadu pada kita.

Lalu,

Bagaimana menyelesaikan persoalan ini?

kapan-kapan kita akan bahas di MiniCamp Samara.

Tetapi ada beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk menyikapi kondisi yang terjadi di rumah.

Langkah pertama,
nikmati apa yang terjadi, karena semua hanya sesaat.

Akan tiba masanya, kita masuk ke kamar mereka dan kamar itu sepi. Kita akan rindu melihat kamar yang berantakan spt saat mereka msh brsama kita.

Nikmati tangisan dan teriakan mereka, karena akan datang masanya, kita hanya berdua bersama pasangan kita. Tidak ada lagi teriakan dan tangisan sbgmna dl prnh ada.

Nikmati saat bersama rajukan mereka, karena masa itu akn berlalu, dan kita benar-benar sendirian. Tidak ada lagi rengekan rewel dan teriakan anak anak merajuk.

Nikmati pertengkaran yang ada, dekati dan damaikan, karena ada masanya teriakan dan pertengkaran itu berakhir, saat itu kita baru merasa  kita merasa bhw kita ada diantara mereka.

Selanjutanya,

Hidupkanlah sholat sunnah di rumah bersama keluarga. Terutama shalat rawatib dan sholat malam.

Baarakallohu fiikum.

-RLC-
Tolong Bawa Aku Ke Surga

Tolong Bawa Aku Ke Surga


Oleh :
Ustadz Abdullah Zaen Hafidzahullah


Ketika mengunjungi seorang teman yang sedang kritis sakitnya, dia menggenggam erat tanganku, lalu menarik ke mukanya, dan membisikkan sesuatu...

Dalam airmata berlinang dan ucapan yang ter-bata² dia berkata,

"Bila kamu tidak melihat aku di surga, tolong tanya kepada Allah di mana aku, tolonglah aku ketika itu..."


Dia langsung terisak menangis, lalu aku memeluknya dan meletakkan mukaku di bahunya. Aku pun berbisik, "Insyaa Allah, insyaa Allah, aku juga mohon kepadamu jika kamu juga tidak melihatku di surga..."
Kami pun menangis bersama, entah berapa lama...

Ketika saya meninggalkan Rumah Sakit, saya terkenang akan pesan beliau...

langit cerah -oaseiman.net
Sumber foto https://www.facebook.com/dera.ishaq
Sebenarnya pesan itu pernah disampaikan oleh seorang ulama besar, Ibnu Jauzi, yang berkata pada sahabatnya sambil menangis:

Jika kamu tidak menemui aku di surga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku: 'Wahai Rabb kami, si fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di surga.

Ibnu Jauzi berpesan begitu bersandar pada sebuah hadits:

"Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah: 'Ya Rabb! kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami...'"Maka Allah berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman, walau hanya sebesar zarrah."(Ibnu Mubarak dalam kitab Az Zuhd)

Wahai sahabat sahabatku

Di dalam bersahabat, pilih lah mereka yang bisa membantu kita, bukan hanya ikatan di dunia, tetapi juga hingga akhirat.

Carilah sahabat sahabat yang senantiasa berbuat amal sholeh, yang shalat berjamaah, berpuasa dan sentiasa berpesan agar meningkatkan keimanan, serta berjuang untuk menegakkan agama Islam.

Carilah teman yang mengajak ke majelis ilmu, mengajak berbuat kebaikan, bersama untuk kerja kebajikan, serta selalu berpesan dengan kebenaran.

Teman yang dicari karena urusan niaga, pekerjaan, atau teman nonton bola, teman memancing, teman bershopping, teman FB untuk bercerita hal politik, teman whatsapp untuk menceritakan hal dunia, akan berpisah pada garis kematian dan masing masing hanya akan membawa diri sendiri.

Tetapi teman yang bertakwa, akan mencari kita untuk bersama ke surga...

Simaklah diri, apakah ada teman yang seperti ini dalam kehidupan kita, atau mungkin yang ada lebih buruk dari kita...

Ayo... berubah sekarang, kurangi waktu dengan teman yang hanya condong pada dunia, carilah teman yang membawa kita bersama ke surga, karena kita tidak bisa mengharapkan pahala ibadah kita saja untuk masuk surganya Allah.

Perbanyak lah ikhtiar, semoga satu darinya akan tersangkut, dan membawa kita ke pintu surga...

Al-Hasan Al-Bashri berkata:

"Perbanyak lah sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat.”

Pejamkan mata, berfikir lah...
Siapa kiranya di antara sahabat sahabat kita yang akan mencari dan mengajak kita ber-sama sama ke surga??

Jika tidak, mulai lah hari ini mencari teman ke surga sebagai suatu misi pribadi.

Baarakallahu fiikum.
Penghapus Dosa

Penghapus Dosa

Tertusuk duri pun menghapuskan dosa seorang muslim

Saudaraku seislam yang saya cintai, semoga Allah memberikan kepada kita kefahaman dan manfaat dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallama berikut :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Dari Abu Sa’id Al-Khudrie dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama, beliau bersabda : “Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit yang berkepanjangan, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan sebab-sebab tersebut .”
[HSR. Al Bukhari rahimahullahu no. 5641]

Maka segala puji bagi Allah yang menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang muslim..

Wa shallallahu wa sallama 'alaa Nabiyyinaa Muhammad SAW



Merencanakan Khusnul Khotimah

Merencanakan Khusnul Khotimah



Bagaimana kita merencanakan khusnul khotimah?
  • Membiasakan melakukan ketaatan.
Agar wafat dalam ketaatan kepada Allah, meninggal saat sujud dalam sholat, sedekah meninggal saat ribat, haji, menuntut ilmu, dzikir dan ketaatan-ketaatan lainnya.
Biasakan shalat di awal waktu, jangan suka menunda, karena ketidak tahuan kita akan rahasia kematian.
Bisa jadi saat kita belum sempat sholat, padahal sudah masuk waktu sholat, kita dipanggil Allah.

  • Membayangkan beratnya kematian atau beratnya sakaratul maut.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya malaikat maut datang kepada kalian 70 kali setiap hari, tapi kalian tenggelam dalam gelak tawa".

Jika sehari 70 kali malaikat maut menjenguk kita, itu artinya setiap 21 menit sekali malaikat maut mendatangi kita. Sudahkah kita menyadarinya?

  • Membayangkan mati sebelum mati.
Cara ini banyak di lakukan para ulama sholeh  terdahulu.
  • Memohon kepada Allah dengan doa-doa, agar kita meninggal dunia dalam keadaan istiqomah dalam iman Islam sampai akhir hayat.
  • Bergaul dengan orang-orang sholeh.
  • Meminta Taufiq kepada Allah.
  • Menjauhi akhlak dan kebiasaan buruk.
  • Membiasakan dzikir pagi  dan petang, jangan tinggalkan juga sayyidul istighfar.
  • Membiasakan berwudhu sebelum tidur. 
         Agar saat nyawa kita di ambil kita dalam keadaan suci telah berwudhu.
  • Buang jauh-jauh sifat mudah marah. 
         Pesan Nabi SAW, "La taghdob walakal jannah".
        "Jangan marah dan untukmu adalah syurga".

Mudah marah juga menunjukan rendahnya kualitas kita.
Penelitian terkini, mudah marah membuat pembuluh darah mudah pecah dan membawa pada kematian.

Semoga kita semua di wafatkan Allah dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin YRA.
Baarakallahu fiikum...

5 Perusak Hati

5 Perusak Hati

Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah niscaya dan wajib.
Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'

Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.
Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah. 




Larut dalam angan-angan kosong

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai.

Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.
Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan  keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

Makanan

Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi.

Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Kebanyakan tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa. 


Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .

(Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah)








Ebook Ruqyah Syar'iyyah
Buku ini, mengajak anda berfikir dan meracik senjata sendiri untuk meluluhlantakkan sihir yang mencuri kebahagiaan keluarga dan kehidupan Anda..
Download Disini
Ruqyah Syar'iyyah
Terapi Gangguan Jin
Terapi Gangguan Sihir
Thibbun Nabawi
Pengobatan Sunnah
Akhir Zaman, Ditandai Memburu Dunia dan Menjual Akhirat

Akhir Zaman, Ditandai Memburu Dunia dan Menjual Akhirat

Fitnah apalagi yang lebih besar daripada orang-orang yang tampak sebagai ahli ibadah secara lahiriah, atau tampak sebagai pencari akhirat dalam pandangan orang, tetapi mereka sebenarnya adalah penyembah dunia?

Dari Abu Hurairahra, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتِلُوْنَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ يَلْبَسُوْنَ لِلنَّاسِ جُلُوْدَ الضَّأْنِ مِنَ اللِّينِ، أَلْسِنَتُهُمْ أَحْلَى مِنَ السُّكَّرِ، وَقُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الذِّئَابِ، يَقُوْلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَبِي يَغْتَرُّوْنَ، أَمْ عَلَيَّ يَجْتَرِئُوْنَ؟ فَبِي حَلَفْتُ لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الحَلِيْمَ مِنْهُمْ حَيْرَانًا

“Akan keluar di akhir zaman nanti beberapa orang yang mencari dunia dengan amalan din, mereka mengenakan pakaian di tengah-tengah manusia dengan kulit kambing yang lembut, lisan mereka lebih manis dari pada gula, tetapi hati mereka adalah hati srigala. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Apakah terhadap-Ku mereka berani menipu ataukah mereka berani melawan Aku? Maka dengan Kebesaran-Ku, Aku bersumpah, Aku benar-benar akan mengirim kepada mereka fitnah yang mengakibatkan ulama yang teguh hati pun menjadi bingung.” [HR.At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Kitab Az-Zuhd, no. 2515]

Hadits ini, jika ditinjau dari semua jalan periwayatannya maka termasuk hadits dha‘if (lemah), akan tetapi masing-masing darinya menguatkan yang lain. At-Tirmidzi menetapkan bahwa hadits Ibnu Umar rhuma itu berderajat hasan.Al-Mundziri menukilkan penetapan hasan oleh At-Tirmidzi ini dan mengakui kebenarannya. Oleh karena itulah kedudukan hadits-hadits ini adalah hasan li ghairihi atau dha‘if yang dikuatkan.
Bersegera beramal sebelum datangnya fitnah

Rasulullah Shalalalahu ‘Alaihi Wassallam menggambarkan bahwa fitnah akhir zaman itu bagai sepotong malam yang gelap. Seperti bila kita berada di tengah hutan pada waktu malam, tanpa lampu penerang, tanpa rembulan dan bintang, bahkan sekedar cahaya kunang-kunang.Kegelapan yang membuat seseorang bahkan tidak mampu untuk melihat tangannya sendiri, apalagi benda-benda di sekitarnya.

Kondisi hidup yang semacam ini sangat berpotensi untuk menggelincirkan siapapun.Efek fatal fitnah yang gulita ini dapat membuat seorang yang di pagi hari masih beriman namun di sore hari menjadi kafir.Atau di sore hari beriman namun pada pagi harinya kafir.

Karenanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam memerintahkan agar seorang hamba tidak menunda kebaikan dan amal shalih yang dapat dikerjakannya:

Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya berbagai fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita.Pada waktu pagi seorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan pada waktu sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.Dia menjual agamanya dengan sekeping dunia” HR. Muslim no. 169, Tirmidzi no. 2121, dan Ahmad no. 7687.]
Orang Yang Bangkrut

Orang Yang Bangkrut

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat , maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (al - Israa' : 7 )

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya  kepada para sahabat, "Tahukah kalian orang yang bangkrut itu? salah seorang sahabat menjawab "Bagi kami orang yang bangkrut adalah mereka yang kehilangan harta dan seluruh miliknya.
Rasulullah SAW menjelaskan, Bukan, orang yang bangkrut adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, zakat, dan hajinya. Akan tetapi ketika pahala pahala itu ditimbang, datanglah orang orang yang mengadu. Ya Allah, dahulu ia pernah menuduhku berbuat sesuatu yang tidak pernah aku perbuat , atas pengaduan itu Allah lalu memerintakan agar orang tersebut membayar dengan sebagian pahalanya.

Orang Bangkrut

Kemudian datanglah orang lain yang mengadu; Ya Allah ia pernah mengambil hakku dengan sewenang wenang, Lalu Allah memerintahkan lagi membayar dengan pahalanya kepada orang yang mengadu itu.

Setelah itu datang lagi orang lain dengan aduan yang berbeda, sampai akhirnya seluruh pahala shalat, puasa, zakat dan hajinya habis dipakai untuk membayar orang orang yang haknya pernah dirampas, yang pernah disakiti hatinya, ataupun yang pernah dituduh tanpa bukti yang benar.

kini pahalanya tidak lagi tersisa, sebab semua telah habis dipakai untuk membayar atas perbuatan dholim yang dilakukannya semasa hidup di dunia. Sementara itu masih terdapat antrian orang yang mengadu di belakangnya, untuk menebusnya maka Allah memutuskan agar dosa orang yang mengadu itu dipindahkan kepadanya sebagai tebusan atas kesalahan yang dilakukannya semasa hidup di dunia.


Mengingat Kematian

Mengingat Kematian

Banyak yg berusaha keras buat hidup enak, tapi lupa mikirin gimna mati enak. Ditambah begitu gencarnya syetan merayu kita untuk selalu menunda urusan akhirat. Apa yang kita perbuat di dunia ini, ada pertanggung jawaban di akhirat nanti. Jadikan urusan di dunia menjadi penolong dan pemudah urusan akhirat.
 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185]

Dari sini Allah berfirman. Dunia itu hanya kesenangan semu. Memperdayakan kita untuk terus mengejarnya. Sehingga lupa urusan akhirat. Padahal seberapa lama sih kita tinggal di dunia ini?
Apa yang sudah kita siapkan untuk akhirat nanti? Kita tidak mampu menghindar dari kematian.
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An Nisa’:78]
 

Takutlah jika kita nanti meninggal masih banyak dosa2 dan hutang2 yg tertinggal di dunia. Karena di akhirat nanti kita diminta pertanggung jawabannya                       
Sebagaimana Rasulullah berkata:
 

Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. [HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
               
Usaha untuk mempersiapkan “mati enak” adalah sbb :
•    ikuti segala perintah allah dan rasulnya.. jauhi segala larangannya... dan perbanyak amal sholeh serta keluarkanlah zakat.
•    Berusaha untuk terus berproses menjadi pribadi yg lebih baik, tentunya sesuai perintah agama.
•    Perbanyak istighfar
Syetan selau menginginkan kita mati dalam keadaan penuh dosa. Dan dia punya 1001 cara untuk mendapatkannya.
 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya, Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. [Al Munafiqun: 9-11]


Sebisa mungkin kita manfaatkan waktu tenaga harta kita untuk menjadikannya amal shalih.
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku, lalu bersabda,”Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” [HR Bukhari, no. 5.937]
 

Jadikan hidup sebagai tabungan untuk kematian nanti. Kehidupan untuk menabung apa yg kita dapatkan di akhirat nanti.  Kematian sebagai proses penarikan saldo nya.  Jika kita menabung amal shalih di dunia maka di akhirat pun kita akan mendapatkannya.  Begitu pula sebaliknya.
Dengan godaan2 yg dahsyat syetan menggoda kita untuk selalu cinta dunia dan melupakan akhirat        

               
Ah nanti saja taubatnya masih ada besok, pagi2 udah bikin dosa,  ah ntar aja istighfarnya sekalian isya. Eh belum nyampe magrib udah dipanggil Allah duluan.
 

Saya kutip sedikit pernyataan Hamid Al Qaishari, sebagai berikut: “Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai, saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus”. [Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 483, tahqiq: Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi]
 

Setelah kematian ada alam kubur/siksa kubur. Come on, mari kita bahas sama2 siksa kubur.
Ketika orang meninggal dunia, ia tidak lantas menempati peristirahatan terakhir. Ia hanya singgah untuk sementara waktu, meskipun persinggahan itu bisa lebih lama daripada ketika ia hidup di alam dunia. Itulah alam barzakh, alam kubur. Bahkan mungkin di sana, ia tidak sempat beristirahat sama sekali, meski hanya sekejap, sebab ia terus-menerus mendapatkan siksa.
 

Kenapa disiksa?  Karena telah banyak berbuat dosa di dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menceritakan keadaan di alam kubur ini. Bahkan Beliau banyak menceritakan tentang siksa yang ditimpakan kepada orang-orang muslim yang bermaksiat.
Beliau pernah menceritakan siksa kubur yang di alami oleh dua orang. Yang satu disebabkan oleh namimah (menghasut dan adu domba). Sedangkan yang lain disebabkan oleh kencing yang tidak bersih.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda,”Sesungguhnya keduanya benar-benar sedang di azab. Dan keduanya tidak diazab dalam masalah besar,” kemudian Beliau bersabda: “Ya. Adapun salah seorang di antara mereka, dikarenakan ia berjalan dengan menebarkan namimah (adu domba). Sedangkan yang satunya lagi karena tidak menjaga diri dari kencingnya… [Al Hadits]
Suatu hari, setelah shalat subuh, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepada para sahabatnya tentang siksa dahsyat yang dialami di kuburnya, yaitu orang yang melalaikan shalat fardhu, orang yang suka berdusta, para pezina dan pemakan riba. Siksa itu terus menerus dialami hingga hari Kiamat. Wal-‘iyadzu billah.
 

Kisahnya dibawakan oleh Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu. [2] Ia berkata: Di antara yang sering dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya ialah : “Adakah seseorang di antara kalian melihat sesuatu dalam tidurnya?” Lalu Beliau menceritakan apa saja yang Beliau lihat (dalam tidurnya) sebagaimana yang dikehendaki Allah. Pada suatu pagi (dalam riwayat lain: seusai shalat Subuh), (HR Muslim), dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, Syarh Nawawi (XV/36-37, no. 5896)
Kita bahas juga cerita ketika Rasulullah diperlihatkan siksa neraka oleh malaikat.
Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya malam tadi telah datang kepadaku dua malaikat. (Dalam mimpi) keduanya membangunkanku. Lalu keduanya berkata kepadaku: “Berangkatlah!” Lalu aku berangkat bersama keduanya. Kami mendatangi seseorang yang terbaring. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa sebongkah batu. Tiba-tiba orang ini menjatuhkan batu itu ke kepala orang yang terbaring tersebut hingga memecahkan kepalanya. Lalu batu itu menggelinding ke arah sini (ke arah orang yang menjatuhkan batu), maka iapun mengikuti batu itu lalu mengambilnya. Namun ia tidak segera kembali menjatuhkan batu itu ke kepala orang yang terbaring hingga kepala orang tersebut kembali utuh seperti sedia kala. (Ketika kepala orang itu kembali utuh) ia ulangi perbuatannya atas orang yang terbaring itu seperti pada kali pertama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada keduanya,’Subhanallah, Mengapa dua orang ini?’.” Keduanya berkata kepadaku : “Berangkat lagi, berangkat lagi!" Kemudian kami berangkat lagi. Kami mendatangi orang yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba ia datangi sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda: “Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang terlentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai ia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sedia kala. Maka ia mengulangi perbuatannya, ia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku bertanya kepada kedua malaikat yang menyertaiku itu,’Subhanallah, mengapa dua orang ini?’.
Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi,  berangkat lagi!” Kami berangkat lagi. Lalu kami mendatangi sesuatu yang (bentuknya) seperti tempat pembakaran (oven).  Beliau bersabda: “Maka kami menjenguk ke dalamnya. Ternyata di dalamnya ada kaum laki-laki dan kaum perempuan yang semuanya bertelanjang bulat. Tiba-tiba mereka diterpa jilatan api yang datang dari sebelah bawah mereka. Ketika jilatan api itu datang menerpa, mereka berteriak-teriak.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada dua malaikat yang menyertaiku,’Siapakah mereka itu?’.” Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi, berangkat lagi!”
Maka kamipun berangkat. Lalu kami mendatangi sebuah sungai (Perawi berkata: Aku memperkirakan Beliau bersabda,”Berwarna merah seperti darah.”). Ternyata di sungai itu ada seseorang yang sedang berenang. Sementara di tepi sungai ada seseorang yang mengumpulkan batu-batu yang banyak. Tiba-tiba, ketika orang itu tengah berenang, ia datang (menepi) menuju orang yang mengumpulkan batu. Pengumpul batu itu membuka mulut orang yang tengah berenang lalu menjejalkan batu-batu itu ke mulutnya. Kemudian ia berenang kembali, lalu kembali lagi kepada pengumpul batu. Maka pengumpul batu itupun membuka mulut orang tersebut dan menjejalkan batu ke mulutnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada dua malaikat yang menyertaiku,’Siapakah dua orang ini?’.” Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi, berangkat lagi…!” Dan seterusnya…sampai akhirnya …
 

Aku berkata kepada keduanya,’Malam ini aku benar-benar melihat hal-hal yang menakjubkan. Apa arti hal-hal yang aku lihat?’ Keduanya menjawab: Akan aku ceritakan kepadamu.
Adapun orang pertama yang engkau datangi dan kepalanya dipecahkan dengan batu, ialah orang yang faham Al Qur’an, namun kemudian ia meninggalkan (ketentuan)nya dan tidur melalaikan shalat wajib. (Dalam riwayat lain: Orang itu diperlakukan demikian hingga hari kiamat.) [3]
 

Sedangkan orang yang engkau datangi, disobek ujung mulut hingga tengkuknya, lobang hidung hinga tengkuknya dan mata hingga tengkuknya, ialah orang yang sejak pagi-pagi keluar rumahnya, lalu melakukan kedustaan-kedustaan hingga mencapai kaki-kaki langit. (Dalam riwayat lain: Orang ini terus diperlakukan demikian seperti yang engkau lihat hingga hari kiamat) [4]
Sedangkan kaum laki-laki serta kaum wanita yang sama-sama telanjang bulat di suatu tempat yang mirip tempat pembakaran (oven) adalah para pezina.
Orang yang engkau datangi tengah berenang di suatu sungai sambil dijejali batu mulutnya adalah pemakan riba.
 

Orang yang yang sangat buruk rupa, berada di api yang ia kobarkan dan ia berkeliling di seputar api itu adalah Malaikat Malik, penjaga api Jahanam.

Sedangkan orang tinggi yang berada di dalam taman adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Adapun anak-anak yang ada di sekitar Ibrahim adalah setiap anak yang mati dalam keadaan fitrah. Sebagian kaum Muslimin berkata: “Wahai, Rasulullah. Apakah juga anak-anaknya orang-orang musyrik?” Beliau menjawab,”Ya, juga anak-anaknya orang-orang musyrik.”
Sedangkan orang-orang yang separoh fisiknya indah dan separohnya lagi buruk, ialah orang-orang yang mencampurkan amal shalih dengan amal jelek, tetapi Allah mengampuni kejelekan mereka. (Dalam riwayat lain disebutkan bahwa dua malaikat yang menyertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Jibril dan Mikail) [5]
 

Demikianlah beberapa kisah tentang siksa kubur yang dialami sebagian ahli maksiat. Sangat mengerikan.
Tetap berpegang teguh pada kitabNya ikuti sunnah rosulullah. jauhi larangaNya serta ikuti setiap perintahNya.

Mau tau cerita horror yg singkat?
Subuh kesiangan, dzuhur mepet, ashar kelewat, magrib di tunda. Isya males karena kecapean kerja Malamnya kita tidur lelap banget,  tau2 ini tidur terakhir kita. Tidur untuk meninggalkan dunia..
 

Kematian hal yg mutlak,dan kita takan pernah tau kapan itu terjadi pada diri kita, apapun yg kita lakukan di dunia ini nanti diminta pertanggung jawabanya di akhirat kelak. Kematian hanya proses transisi. Perbanyak amal shalih  selalu ikuti perintahNya jauhi laranganNya serta ikuti sunah rosulullah. Insya Allah menjadi penyelamat kita dari siksa kubur kelak. Karena siksa kubur nyata adanya. Allah selalu menjajikan balasan indah untuk hambaNya yg taat. balasan dari Allah selalu berkali kali lipat di dunia dan di akhirat. Selalu ingat, janji Allah itu benar adanya.
 

Manfaatkan segala nikmat yang Allah berikan untuk kita.                  
Gunakan untuk selalu dijadikan modal untuk berbuat amal shalih. Terimakasih.

 

*Rangkuman Kuliah WA Grup Semut Ibrahim
13 Des 2016 (13 Rabi’ul Awwal 1438 H)
Pemateri : Mas Angga


Tobatnya Pembunuh 100 Orang

Tobatnya Pembunuh 100 Orang

Sholat Taubat
Bagi siapa saja yang memandang Allah sulit mengampuni perbuatan keji yang banyak, kami sampaikan hadis ini,

"Dari Abi Said Saad bin Malik bin Sinan Al-Khudri r.a. bahwa Nabiyullah saw bersabda: Dahulu kala, sebelum kamu, ada seorang laki-laki yang membunuh 99 orang. Lalu ia bertanya tentang penhuni bumi yang paling alim. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Lalu ia mendatanginya, ia berkata: bahwasanya ia telah membunuh 99 orang, maka apakah ia bisa bertobat? Dia (pendeta) menajwab: tidak! lalu laki-laki itu membunuhnya. Maka sempurnalah (menjadi) 100 orang.

Kemudian ia bertanya tentang penghuni bumi yang paling alim. Lalu dia ditunjukkan kepada seorang laki-laki yang alim. Lalu ia berkata: bawasanya ia telah membunuh 100 jiwa (orang) apakah masih ada baginya tobat? Ia (laki-laki alim) menjawab: ya siapa yang menghalangi antaranya dan antara tobat. Berangkatlah ke negeri ini dan ini, karena di negeri itu banyak yang orang yg menyembah Allah swt, maka sembahlah Allah bersama mereka jangan kembali ke negerimu karena negeri itu negeri jahat.

Lalu ia berangkat. Ketika di tengah perjalanan datanglah malaikat maut. Lalu terjadilah perselisihan (antara) malaikat rahmat dan malaikat azab tentangnya. Malaikat rahmat berkata: Telah datang yang tertobat dengan hatinya menghadap kepada Allah swt. Malaikat azab berkata: Sesungguhnya dia belum membuat kebaikan sedikt pun. Lalu datanglah seorang malaikat kepada mereka dalam bentuk manusia. Ia-kemudian- menajdikan darinya diantara mereka; menjadi penengah. Lalu ia berkata: ukurlah antara dua negeri itu, manakah diantara keduanya yang paling dekat maka ia berhak mendapatkannya. Lalu mereka mengukur maka mereka mendapatinya (laki-laki) lebih dekat kepada negeri yang ia tuju, maka malaikat rahmat mencabutnya (HR Muttafaq Alaih)

Dalam satu riwayat dalam As-Shahih,
"Maka ia pergi ke kampung yang salih lebih dekat satu jengkal, maka ia dijadikan bagian dari penduduknya"

Dalam satu riwayat lain dalam As-Shahih
"Maka Allah mewahyukan kepada negeri ini menjauhlah dan kepada negeri yang ini, mendekatlah dan Dia berkata: ukurlah oleh kalian antara keduanya lalu mereka mendapatinya lebih dekat satu jengkal kepada kampung yang saleh lalu Allah mengampuninya"

Baik. Siapa yang menghalangi antara dia dan tobat! Bagaimana pendapatmu wahai yang ingin bertobat bahwa dosa-dosamu lebih besar dari laki-laki ini yang Allah telah menerima tobatnya. Lalu kenapa putus asa?

Bahkan perkara ini sungguh lebih besar daripada itu wahai saudara yang muslim, perhatikan firman Allah ta'ala berikut:

"Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan benar dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat dosa. Akan dilipatgandakan azab untuknya pada Hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amalan saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Furqon 68-70)

Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat atau putus asa dalam bertobat.
Setetes Embun...

Setetes Embun...

Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala- galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s. tetap merindukan siti hawa.

Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.

Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh mereka. Didiklah mereka dengan panduan dariNya: JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR, JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA.

Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya. AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU, HATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN, PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK.

Suburkanlah karena dari situlah nanti merka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana mentri negara atau women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah kasih sayang Tuhan, karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawan, jutawan dan wan-wan lain. Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkan.

LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN DARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI. SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKI.

Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan. Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun akan kehilangan ibu, suami kehilangan istri dan bapa akan kehilangan puteri. Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.

Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRI SENDIRI DAHULU KEPADA-NYA. jinakan diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita.

*Dikutip dari ebook Bunga Rampai
Belajar Bertafakur Tentang Degan

Belajar Bertafakur Tentang Degan


Belajar Bertafakur tentang DEGAN ...
Kok bisa ya, di dalam kulit luarnya yang keras dan berserabut, tersimpan air segar dan menyehatkan. Air apakah yg diambil serta dipindahkan pohon kelapa dari dalam tanah? Bagaimana cara Allah mengirimnya dari akar, bergerak naik menyusuri ribuan atau jutaan lubang pembuluh di dalam batang pohon? Teruuus bergerak naik. Mengisi sedikit demi sedikit bakal buah hingga tumbuh hampir seukuran kepala manusia.
 

Dan kita tinggal mencicip kesegarannya di tengah hari yang panas, namun sering lupa berucap syukur pada Sang Pencipta..
Menjadi Mulia : Karena Ilmu atau Harta

Menjadi Mulia : Karena Ilmu atau Harta

Manusia dari tanah
Dalam pandangan banyak orang, standar kemuliaan seorang insan teramat sangat beragam. Hampir disetiap daerah atau budaya memiliki standar yang berbeda tentang hakikat kemuliaan. Dalam lingkungan feodal atau budaya kerajaan misalnya, standar kemuliaan biasanya identik dengan silsilah garis keturunan. Mereka yang lebih dekat dengan keturunan raja, otomatis anggap dianggap lebih mulia dengan status “keningratan” yang dimiliki, daripada mereka para abdi dalem atau bahkan rakyat biasa. Bahkan kemuliaan tersebut terkesan berlebihan hingga disandarkan istilah “darah biru” bagi mereka yang memiliki garis keturunan ningrat tersebut.

Tak jauh berbeda dengan mereka yang menjadikan keturunan sebagai standar kemuliaan, ada juga yang meyakini bahwa bentuk fisik dan warna kulit sebagai standar kemuliaan seseorang, yang dalam tahapan lebih parah berujung pada perilaku rasisme.

Sejarah panjang mencatat bagaimana perilaku dan keyakinan rasisme telah banyak menghinakan kemanusiaan dan menumpahkan banyak darah. Dari mulai perbudakan masa kejayaan Yunani dan Romawi, kemudian berlanjut pada Abad ke-16 dimana Eropa mendatangkan orang Afrika berkulit hitam dan dianggap sebagai budak barang dagangan. Tercatat sekitar 11,8 juta rakyat Afrika diperdagangkan selama masa Perdagangan Budak Atlantik, di mana sekitar 10 sampai 20% nya tewas dalam perjalanan menyeberangi samudra Atlantik . Kemudian bagaimana Ras Aria di Jerman menumpahkan banyak darah pada etnis lainnya pada masa perang Dunia II salah satunya karena kebanggaan atas suku bangsa dan merendahkan yang lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada kasus pengusiran warga asli Indian di Amerika, dan suku Aborigin di Australia. Semuanya bisa jadi berawal dari menjadikan bentuk fisik dan warna kulit menjadi standar kemuliaan yang digadang-gadang.

Sementara itu dalam budaya masyarakat modern kapitalis seperti saat ini, yang menjadi standar kemuliaan seseorang biasanya tidak terlepas dari : kekayaan, kekuasaan dan popularitas. Mereka yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan popularitas dianggap sebagai manusia termulia yang layak mendapatkan penghormatan luar biasa. Banyak anak kecil dan anak muda yang bermimpi menjadi artis, pengusaha, dan pejabat demi mendapatkan kemuliaan tersebut. Gelaran kontes Idol dimana-mana menjadi salah satu bukti bagaimana cara mereka memimpikan sebuah kesuksesan.  Kekayaan hampir dianggap bisa menyatukan semuanya, dengan kekayaan maka kekuasaan akan mudah diraih, begitu juga popularitas. Sudah bukan rahasia lagi, banyak pengusaha sukses tampil menjadi pejabat dan penguasa dalam even pilkada dengan mengandalkan kekayaannya. Lengkap sudah kekayaan menjadi impian sebagian besar masyarakat dengan jargon yang melenakan : “ kecil dimanja, muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk surga”.

Syariat Islam yang indah mengajarkan sesungguhnya hakikat dan standar kemuliaan bagi setiap insan. Bukan tentang keturunan, harta, apalagi sebatas bentuk fisik dan warna kulit, tetapi jauh dari hal tersebut, yang menjadi acuan kemuliaan seorang manusia adalah ketakwaan yang dimiliki.  Dalam hal disebutkan dalam Al-Quran maupun As-Sunnah, diantaranya Allah SWT berfirman : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Adapun dalam hadits,  Rasulullah SAW membantah standar fisik dan harta sebagai kemuliaan, ia bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim ). Dalam riwayat yang lain, beliau juga menegaskan kembali tentang takwa sebagai standar dan indikator kemuliaan seseorang, beliau bersabda  kepada Abu Dzar : “Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad)

Menjadi Insan Mulia dengan Ilmu dan Harta ?
Ketakwaan adalah indikator utama dalam kemuliaan seorang insan. Adapun tentang bagaimana ciri orang bertakwa, teramat banyak disebutkan dalam Al-Quran, dan insya Allah akan kita bahas secara tersendiri. Hal lain yang menarik juga untuk dikaji, bahwa dari sekian indikator kemuliaan seorang insan dalam pandangan masyarakat, ada dua hal yang juga diakui tersendiri oleh Islam, yaitu : ilmu dan harta.

Dalam Islam keduanya mendapatkan tempat tersendiri, yang mana mereka yang memiliki dan menggunakannya dengan baik, juga akan mendapatkan kemuliaan. Tentang kemuliaan insan yang berilmu misalnya, Allah SWT berfirman dengan jelas : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujadalah 58).

Begitu pula dalam hadits, Rasulullah SAW menjelaskan tentang indikator keunggulan, beliau bersabda : “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” (HR. Bukhari )

Adapun tentang harta, dalam AlQuran sendiri dalam beberapa tempat disebutkan dengan istilah “khoir” yang berarti kebaikan. Dalam surat An-Nisa ayat 5 disebutkan tentang urgensi harta dalam kehidupan. Allah SWT berfirman : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. (QS An Nisa 5).  Sementara itu, kaitannya dengan kemuliaan,  sahabat Ibnu Abbas RA juga mengakui hal tersebut menjadi bagian kemuliaan seseorang di dunia, ia mengatakan : “Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun mulianya seseorang di akhirat karena takwanya.” (Lihat: Tafsir AlBaghowi).

Pandangan banyak orang tentang ilmu dan harta sebagai indikator kemuliaan juga beragam. Dan terkadang kemudian memberi jarak yang begitu jauh antara keduanya, seolah-olah kedua hal tersebut teramat sulit untuk digabungkan. Bahkan lebih ekstrim lagi terkadang dengan menggeneralisir bahwa semua yang berharta cenderung untuk meninggalkan “ilmu” dalam arti kesalehan dan ketakwaan. Kita sering diberikan pernyataan sekaligus pertanyaan yang aneh : “lebih baik miskin taat daripada kaya maksiat”. Agar tidak terjebak pada logika yang keliru di atas, mari kita kaji lebih jauh bagaimana sesungguhnya Islam memandang antara ilmu dan harta, sebagai salah satu sarana sekaligus indikator menuju kemuliaan sang insan.

Empat Tingkatan Manusia
Rasulullah SAW memberikan ilustrasi yang sangat indah tentang manusia dilihat dari kedudukannya dalam ilmu dan harta, beliau bersabda : ”Perumpamaan umat ini bagaikan empat orang.

Orang pertama: adalah seorang yang dikaruniai Allah harta dan ilmu. Dengan ilmunya ia mengatur harta sehingga bisa mengalokasikannya dengan benar.

Orang kedua: adalah seorang yang dikaruniai Allah ilmu, namun tidak dikaruniai harta. Dia berkata, ”Andaikan aku memiliki harta seperti fulan (orang pertama), niscaya akan kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah SAW bersabda, ”Pahala dua orang tersebut sama”.

Orang ketiga: adalah seorang yang dikaruniai Allah harta namun tidak dikaruniai ilmu. Dia bertindak asal-asalan dalam hartanya, menghamburkannya tanpa aturan.

Orang keempat: seorang yang tidak dikaruniai Allah harta maupun ilmu. Ia berujar, ”Andaikan aku memiliki harta seperti fulan (orang ketiga); niscaya akan kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah SAW, ”Dosa keduanya sama”. (HR. Ahmad)

Hadits di atas secara umum sebenarnya menjelaskan tentang urgensi niat. Bahwasanya dengan niat yang baik akan mendapat pahala, dan sebaliknya niat yang buruk juga bisa berakibat dosa. Tapi disisi lain, hadits di atas juga mengisyaratkan beberapa hal tentang kemuliaan ilmu dan harta jika berpadu dalam diri seorang muslim. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil, diantaranya :

Pertama : Bahwa sangat ideal ketika kekayaan dan ilmu itu bertemu pada seseorang. Ia akan mempunyai nilai kemanfaatan yang begitu luas. Ia berinfak dengan hartanya, mengajarkan ilmunya, serta mengelola keuangannya dengan cara yang halal dan produktif. Ini adalah tingkatan tertinggi, yang semestinya setiap insan beriman berupaya untuk meraihnya, yaitu ilmu dan harta.

Kedua : Bahwasanya kekayaan itu tidak berarti apa-apa di sisi Allah SWT jika tidak didukung dengan ilmu pemiliknya. Karena ia akan menggunakannya dengan sia-sia, atau bahkan dalam kemaksiatan dan transaksi yang tidak halal. Kaya saja tidak dengan sendirinya bisa disebut mulia dan beruntung, tetapi harus didukung dengan ilmu. Hal ini bersesuaian dengan ajaran Islam yang tidak mengingkan kekayaan ada pada orang yang tidak berilmu. Dari Amru bin Ash, Rasulullah SAW bersabda : ” Sebaik-baik harta adalah yang ada di tangan laki-laki shalih ” ( HR Ahmad)

Ketiga :  Bahwasanya ilmu tanpa kekayaan tetaplah mulia. Ia bisa terus mengajarkan kebaikan, dan juga meniatkan berbuat baik atau bersedekah ketika harta itu akhirnya datang juga.

Mulia dengan Ilmu dan Harta
Kita bisa melihat bagaimana Islam tidak memisahkan antara ilmu dan harta sebagai salah satu indikator kemuliaan, selama dipenuhi syarat-syaratnya. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda : ” Tidak boleh iri (hasad) kecuali pada dua orang (yaitu) ; laki-laki yang diberikan harta oleh Allah, kemudian ia menggunakannya dengan baik dan benar, dan laki-laki yang diberikan hikmah (ilmu) oleh Allah, maka ia menghukumi dengannya dan mengajarkannya (HR Muttafaq ‘alaih)

Hadits di atas sama-sama memotivasi kita untuk menjadi orang kaya di satu sisi, dan menjadi orang berilmu di sisi yang lain. Diawal hadits saja telah disebutkan dengan tegas, bolehnya iri atau ingin menjadi dua orang yang disebutkan di atas.

Namun sekali lagi, kemuliaan ilmu dan kemuliaan harta ternyata juga harus diikuti dengan pemenuhan kewajiban-kewajibannya. Mempunyai ilmu harus berani mengajarkan, sementara mempunyai harta berarti harus berani menggunakannya di jalan yang benar serta menginfakkannya. Pada sisi ini, berarti antara kaya dan berilmu posisinya netral, sama-sama berpotensi untuk mulia, atau juga hina jika tidak menjalankan kewajiban-kewajiban terkait apa yang dimilikinya.

Bertemunya ilmu dan harta juga bisa kita lihat dengan mudah pada generasi sahabat, hingga keberadaan mereka yang sibuk beramal dan bersedekah membuat sebagian orang-orang miskin madinah sempat iri dan khawatir tidak akan kebagian pahala.

Keresahan kaum fakir madinah akan ketinggalan pahala ini direkam dengan baik oleh sahabat Abu Dzar al Ghifari, beliau mengatakan : “ beberapa orang dari sahabat Nabi SAW (yang miskin) berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah membawa pahala (yang banyak), mereka shalat bagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka.” (HR Muslim).  Hadits di atas kembali mengingatkan betapa kemuliaan itu bisa tercipta dengan indah saat ilmu dan harta bisa menyatu pada diri seorang insan.
Semoga kita semua mampu mewujudkannya. Wallahu a’lam bisshowab

Hatta Syamsuddin

Sumber : Ayolebihbaik
Monyet dan Dendam

Monyet dan Dendam


Di Afrika, ada sebuah teknik yang unik untuk berburu monyet di hutan Afrika. Si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup2 tanpa harus menggunakan senapan dan obat bius, dan tanpa cidera.

Cara menangkapnya sederhana saja, pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma untuk mengundang monyet2 datang.

Setelah diisi kacang, toples2 itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya disore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet2 yang tangannya terjebak didalam botol tak bisa dikeluarkan.

Kok, bisa ?

Monyet2 itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples.
Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang2 yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, maka monyet2 itu tidak bisa menarik keluar tangannya.

Selama mempertahankan kacang2 itu, selama itu pula mereka terjebak.

Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet2 itu tidak akan dapat pergi kemana2..!

Sebenarnya monyet2 itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya, tapi mereka tak mau melepaskannya...

Sahabatku...
Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah monyet2 itu.
Tapi, tanpa sadar sebenarnya banyak manusia melakukan hal yang sama seperti monyet2 itu.

Mereka mengenggam erat setiap permasalahan yang dimiliki tanpa mau melepaskannya.

Mereka sering menyimpan dendam, Benci dan iri, tak mudah memberi maaf, tak mudah mengampuni.

Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Sehingga tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, terkadang membawa "toples2" itu kemana pun & kapanpun mereka pergi. Mereka terus berusaha berjalan menapaki jalan kehidupan ini dengan beban berat itu.

Tanpa sadar, mereka sebenarnya sudah terperangkap penyakit kepahitan yang akut, yg bisa berakibat pada mengerutnya sel2 tubuh mereka, dan putusnya benang2 DNA-nya.

Jika hal ini dibiarkan berlarut, maka kemungkinan besar sel2 yg mengerut tadi perlahan namun pasti, bermutasi menjadi sel2 KANKER...!!

Penelitian ttg sel tubuh yg bermutasi jadi sel kanker inilah yg mengantarkan Prof. Dr. Bruce Lipton, dari USA, menerima hadiah Nobel dlm bidang Biologi Molecular.

Sebenarnya mereka akan selamat dari sakit berbahaya ini jika mereka mau melepaskan semua pikiran, perasaan dan emosi negatif (su'u zhon, kecemasan, marah, dendam, benci, iri dengki, menganggap diri paling benar, orang lain selalu salah...dll) terhadap siapapun.

Jika kita perhatikan dalam kehidupan kita se-hari2 masih banyak orang2 yg hatinya seperti tangan monyet tersebut.

Ayo teman2, mari kita lepaskan, maafkan, ikhlaskan. Kita bisa...
"Selamat merayakan Idul Fitri. Taqobbalallaahu minnaa wa minkum"
Baarokallaahu Fiikum.

Ya Allah maafkan segala kesalahan dan khilaf Kami serta berkahkan umur Kami dlm ketaatan Kpd Mu, Wafatkan Kami khusnul khootimah dan izinkan kelak bisa bertemu dg Mu...Yaa Robb...aamiin...

* Sumber Hery Santoso [Grup Telegram]
Bahwa Tak Ada Yang Abadi

Bahwa Tak Ada Yang Abadi

Ketika Matahari menampakkan diri di pagi hari, dan terus menerpakan sinarnya ke setiap sudut alam hingga puncaknya pada tengah hari. Menjelang senja, ia pun mulai bersiap-siap meninggalkan singgasananya untuk bertukar peran dengan rembulan yang akan bercahaya menerangi malam hingga fajar. Bulan tak sendiri, ia ditemani oleh bintang-bintang yang berkelipan, belum lagi lintasan-lintasan benda langit lainnya yang menjadikan alam atas teramat mengagumkan. Begitu seterusnya, tak pernah matahari menguasai sepanjang hari, bulan dan bintangpun demikian. Karena sesungguhnya, tak satupun mereka berhak memiliki hari sepenuhnya.

Terkadang, langit cerah disertai mentari pagi yang menghangatkan menjadi mimpi terindah setiap makhluk di muka bumi. Tapi, tidak akan pernah mentari seterusnya berseri dan langit cerah, karena bukan tidak mungkin atap dunia itu berubah mendung dan menghitam, mencekam dan menebar ketakutan. Angin sejuk sepoi-sepoi yang terasa menyegarkan saat belaiannya menyentuh kulit, sesaat kemudian bisa berputar dan berputar membentuk tornado yang dalam sedetik meluluhlantakkan semua yang terhampar di bumi. Air laut yang tenang, pantai yang indah dengan ombak yang melambai indah, hamparan pasir yang halus, disaat yang lain bisa menjadi gelombang air dahsyat yang menenggelamkan sejuta harapan, meninggalkan bekas yang memilukan.

Bunga-bunga yang hari ini terlihat indah merekah, satu dua hari kemudian akan layu dan memudar warnanya, bisa karena hempasan angin, sengatan matahari atau terusik unggas. Dedaunan akan tetap berwarna hijau bila ianya tetap menyatu dengan tangkainya, tatkala ia luruh dan jatuh ke tanah, mengeringlah ia. Embun pagi yang bening di ujung daun, dalam beberapa detik takkan lagi terlihat. Setelah jatuh, habislah ia. Tinggal menunggu esok pagi kan datang tuk bisa menikmati kembali beningnya. Unggas pagi, berteriak lantang pertanda dimulainya hari, tidak jarang, mereka membangunkan insan yang setengah malas dan kantuk masih di sudut mata. Ketika siang, saat manusia-manusia bergegas dalam segala bentuk aktifitas mereka, makhluk lain pun menjalankan perannya masing-masing.

Menjelang senja, sinar merah kekuningan seperti meminta perhatian makhluk bumi untuk bersiap menyambut malam. Tak hanya manusia, hewan-hewan bahkan binatang melata pun beriringan menuju rumah mereka, menikmati malam, memandangi rembulan dan bintang-bintang, dan mendengarkan hewan-hewan malam bersahutan mewarnai malam yang panjang, hingga menanti datangnya fajar. Manusia-manusia aktif yang terkadang tak kenal lelah, terlelap dalam buaian selimut, mimpi, harapan serta do’a. Hingga esok, ada yang terbangun, dan ada yang tetap terlelap, menutup mata untuk selamanya. Tugasnya sebagai manusia telah selesai.

Tak ada manusia yang memiliki sepenuhnya hari, tak ada makhluk yang memiliki sepenuhnya kehidupan. Dan tak ada jiwa yang memiliki sepenuhnya apapun yang sesungguhnya bukan berasal darinya. Semua perubahan, kejadian, dan perputaran peran itu meyakinkan kita, bahwa tak ada yang abadi.

Bayi mungil, lucu dan menyenangkan saat lahir, beranjak dewasa, kemudian tua dan akhirnya mati. Kemudian, generasi berikutnya hadir, hingga diakhiri lagi dengan kematian. Itulah hidup. Seperti matahari yang tak pernah selamanya bersinar, seperti daun yang mengering saat tanggal dari tangkainya, seperti embun yang meski sedemikian indah, hanya sekian detik saja umurnya. Seperti hujan yang mungkin setiap hari turun tak pernah berhenti, tak pernah setiap yang diciptakan Tuhan di alam ini, berkuasa untuk tetap memiliki kejadiannya seutuhnya. Karena mereka hanya makhluk, yang semuanya terus berubah dan berujung pada akhir. Tak seperti Pencipta semua makhluk itu sendiri, karena Ianya tak berawal, maka tak ada akhirnya pada-Nya. Sedangkan kita, atau makhluk lainnya, memiliki awal, dan sudah pasti tertulis sudah akhirnya. Kita hanya tinggal menunggu waktu.

Sebagai makhluk, tak sekedar untuk hidup Allah menciptakannya. Setiap ciptaan Allah, memiliki peran yang menjadi amanahnya. Kita semua, berdiri, berdiam diri, tertidur, berjalan, berhenti sejenak, kemudian berjalan lagi, sesekali istirahat hanya untuk menorehkan catatan diri. Tinta merah atau biru yang hendak kita pakai untuk mengisi lembaran putih catatan itu, hak sepenuhnya ada di tangan kita. Jikalah matahari selalu mempunyai catatan biru dalam buku raport-nya, begitu juga dengan rembulan, langit dan semua benda yang menghiasinya, hewan-hewan yang senantiasa ikhlas menjadi bagian hidup manusia, tetumbuhan, bumi tempat berpijak, lalu kenapa kita tak pernah iri untuk senantiasa memperbaiki catatan merah kita di hadapan Allah?

Makhluk-makhluk Allah yang lain, manusia-manusia yang berlomba menorehkan tinta biru dalam catatan akhirnya, sungguh teramat sadar bahwa waktu yang Allah berikan teramat singkat, hingga tak pernah terpikir olehnya untuk berbuat satu hal pun yang bisa menyebabkan lembaran putihnya ternoda oleh titik merah. Bersujud dan berdo’a, mencari keridhoan Allah di setiap detik, setiap langkah, dan jalan yang dilaluinya, agar tak ada sedikitpun kebencian di mata Allah keatasnya. Belajar dari manusia-manusia terdahulu yang telah mengukir nama mereka di hati Allah, semestinya saat ini, kita terus berjuang keras untuk bisa mendapatkan satu tempat di hati-Nya untuk menggoreskan nama kita.

Harta yang banyak, bukan jalan untuk bisa mendapatkan tempat di hati Allah. Kendaraan yang bagus, jabatan tinggi, status sosial terhormat, perhiasan dan berjuta keindahan dunia, juga tidak. Bukan semua itu yang akan menjadikan kita makhluk berarti di mata Dia. Karena sesuatu yang tak abadi, tak mungkin bisa menjadi bekal menuju keabadian untuk bertemu Yang Maha Abadi. Jiwa yang bersih, jiwa yang tenang, adalah jiwa yang pertama hadir dalam bentuk jasad manusia saat pertama ditiupkan. Hanya dengan kembali dengan kebersihan dan ketenangan semula, ia bisa diterima disisi Yang Maha Abadi. Maka, belajar dari semua ketidakabadian selain Allah, jangan pernah menghabiskan waktu (yang teramat sebentar ini) yang diberikan Allah ini, tanpa torehan tintas kebaikan. Mungkin besok, tak ada lagi waktu buat kita menggenggam tinta biru.

*penghujung Ramadhan 1437 H, 5 Juli 2016 siap digantikan Syawal 1437 H

Bicara dengan Hati, Allah Tetap Mengetahui

Bicara dengan Hati, Allah Tetap Mengetahui


Pada suatu hari Rasulullah mendapat berita yang mengagetkan tentang salah seorang sahabatnya. "Ia sedang mengalami sakaratul maut. Sudah kami talkin agar menyebut nama Allah, tetapi lidahnya bagai terkunci," demikian tutur si pembawa kabar.

Rasulullah bergegas menuju ke rumah sahabatnya itu. Sebab, ia seorang mukmin yang beriman, pejuang yang ikhlas, dan dermawan yang tekun beribadah. Ia harus diselamatkan.

"Sahabatku, katakanlah la ilaha illallah," ujar Nabi. Tetapi, orang itu hanya membisu saja.
Katakanlah illallah," desak Nabi. Masih juga orang itu memandang kosong.
"Katakanlah Allah," Nabi berbisik kembali. Orang itu tetap bengong. Lalu, menghembuskan napas penghabisan.

Para sahabat menjerit kecil. Mereka sangat sedih menyaksikan rekan setia itu mengakhiri hidup di dunianya tanpa mampu melafalkan kalimat tauhid. Namun, anehnya Nabi malah tersenyum ceria dan wajahnya bersinar cerah. Tentu saja para sahabat keheranan. Di antara mereka, ada yang tidak tahan untuk segera melontarkan pertanyaan.

"Wahai kekasih Allah, alangkah menyakitkan sikapmu. Kami semua cemas memikirkan nasib malang yang menimpa rekan kami itu di akhirat kelak, mengapa engkau justru kelihatan gembira?"

Nabi, masih bersinar-sinar menjawab.

"Tidakkah kalian lihat menjelang ajalnya, ia menatap ke atas sekilas? Ia menghadap Allah dengan isyarat mata. Ia tidak mampu bertobat dengan lidahnya. Tetapi, ia memohon ampun dengan hatinya. Aku senang sekali, karena Allah berfirman kepadaku bahwa kedatangannya diterima dalam rida-Nya."


Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Poliyama Widya Pustaka