RIDHO PADA APA YANG TERJADI
Ibrah RenunganSemoga Alloh Swt. Yang Maha Menatap setiap tindak-tanduk kita, setiap bisikan hati kita, memberikan kita hidayah sehingga kita selalu ada di dalam jalan yang Alloh ridhai. Segala pujian hanyalah milik Alloh Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Alloh, suri teladan, nabi Muhammad Saw.
Dalam hidup ini pasti menghadi persoalan dan ujian, agar kita mampu menghadapi persoalan hidup adalah dengan cara ridho pada apa yang terjadi. Ridho terhadap apa yang akhirnya terjadi, atau ridho pada hasil yang akhirnya kita terima setelah usaha yang kita lakukan.
Mengapa kita harus ridho? Karena jika kita tidak ridho pun, kejadian
yang sudah terjadi tetap terjadi, hasil yang sudah kita terima tetap
kita terima. Contoh sederhananya, kita sedang berjalan tiba-tiba ada motor yang nabrak kita padahal kita sudah hati hati dalam berjalan. Sikap terbaik menghadapi
kenyataan seperti ini adalah bersikap ridho, karena toh kita sudah ketabrak sama itu motor. Jika ada rasa sakit, maka biarkan saja sejenak
rasa sakit yang sebentar itu. Tidak perlu menggerutu atau mengutuk
keadaan. Lebih baik beristighfar.
Rosulullah Saw. bersabda, “Akan merasakan kelezatan iman, orang
yang ridho kepada Alloh sebagai Robb-nya dan Islam sebagai agamanya,
serta (nabi) Muhammad sebagai rosulnya.” (HR. Muslim)
Sebagaimana isi hadits ini, bersikap ridho akan mendatangkan rasa tentram di dalam batin kita. Karena sebenarnya penderitaan yang kita rasakan di saat kita menggerutu dan mengutuk kejadian itu bukanlah disebabkan peristiwanya, melainkan disebabkan sikap kita sendiri yang tidak ridho pada peristiwa tersebut.
Contoh lainnya yang seringkali terjadi di tengah kita adalah mengejek
atau mencibir keadaan diri sendiri. Ada orang yang mengejek dirinya
sendiri hanya karena hidungnya tidak mancung, atau kulitnya gelap, atau
posturnya pendek, atau terlahir dari keluarga yang tidak kaya raya.
Orang-orang seperti ini akhirnya merasakan penderitaan. Penderitaan
mereka bukan disebabkan oleh kenyataan, melainkan disebabkan oleh sikap
mereka sendiri terhadap kenyataan. Maka, tidak heran jika orang seperti
ini mengalami stress. Seperti seorang wanita yang sudah melewati usia 30
tahun, kemudian ia pontang-panting menghindari gejala penuaan dengan
cara operasi plastik. Biaya yang mahal dikejarnya, sedangkan keriput di
wajah tetap saja muncul. Dia pun stress.
Ridho bukanlah pasrah begitu saja. Ridho adalah
keterampilan kita untuk realistis menerima kenyataan. Hati menerima,
pikiran dan fisik berikhtiar memperbaiki diri sehingga bisa menemui
kenyataan yang lebih baik lagi. Jika sakit gigi, bersikaplah ridho
dengan menerima bahwa itu ujian dari Alloh, sembari kaki melangkah ke
dokter gigi sebagai bentuk ikhtiar mengobati dan merawat gigi karena itu
adalah titipan Alloh Swt. Karena boleh jadi sakit gigi adalah karena
kelalaian kita merawat titipan Alloh tersebut.
Oleh karena itu, peristiwa apapun yang terjadi di dalam hidup kita, marilah kita hadapi dengan ridho : terima dengan lapang dada, tanpa berkeluh kesah dan yakini bahwa segala yang terjadi ada dalam kekuasaan Alloh Swt. Tidak ada kejadian apapun yang luput dari pengetahuan dan kekuasaan-Nya. Sekalipun peristiwa tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, bahkan cenderung pahit untuk diterima. Ridha adalah sikap terbaik agar ujian tersebut berbuah berkah bagi kita.
Alloh Swt. berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan berbagai macam cobaan) sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Alloh?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqoroh [2] : 214)
Bersikap ridho itu seperti apabila kita menanak nasi ternyata tanpa disadari air yang kita tuangkan terlalu banyak sehingga beras yang rencananya akan kita buat sebagai nasi malah menjadi bubur. Menyikapi kenyataan ini sikap yang baik tentu bukan menggerutu atau marah-marah, melainkan bersikaplah ridha sembari mencari daun seledri, kacang kedelai dan suwiran daging ayam. Ditambahi kecap dan krupuk. Maka, bubur pun kini menjadi bubur ayam spesial.
Ridha akan membuat hidup kita lebih nyaman dan lapang. Bukankah kita ingin agar Allah Swt. ridho kepada kita? Jalannya adalah bersikap ridha pada apapun keputusan-Nya. Rasululloh Saw. bersabda, “Barangsiapa yang ridho (pada ketentuan Alloh), maka Alloh akan ridho kepadanya.” (HR. Tirmidzi).[]
Diambil dari Ceramah: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>