Kamu Dulu Bukan Siapa Siapa Tanpa Kami, Benarkah?
Ibrah RenunganSaat Imam Syafi’i memilih berbeda dan Gurunya, Imam Malik, maka itu kebaikan. Bukan tidak berterima kasih pada Gurunya
Saat Imam Ahmad berbeda dengan Imam Syafii maka itu bukan tidak hormat, tetapi pilihan atas pemahaman.
Perbedaan pilihan itu bukan futur, bukan gugur dijalan dakwah.
Dulu kita belajar di pondok Nahdhiyin lalu seiring waktu belajar di Muhammadiyah dan menjadi pengurus Muhammadiyah. Apakah ini futur dan gugur di Jalan dakwah? Bukan, dia tetap dijalan Alloh. Hanya pilihan berbeda.
Dulu aktif di Muhammadiyah, lalu aktif di Al Irsyad, apakah ini gugur dijalan dakwah?
Tidak, dia istiqomah dan ahlu sunnah, namun dia hanya memilih sebuah keputusan yang berbeda.
Dulu di ikut salafi lalu ngaji di Tarbiyah, apakah akan disebut mendapat hidayah? Hasbunalloh, bukan, dia sedang berpindah dari fikroh ahlu sunnah ke fikroh ahlu sunnah yang lain.
Dulu belajar di Tarbiyah lalu jadi Salafi, apakah akan antm sebut berguguran di jalan dakwah?
Hasbunalloh, bukan. Dia sedang berpindah kamar tetapi masih dalam satu rumah.
Yang menyedihkan adalah saat dia berpindah lalu engkau sebut gugur dari jalan dakwah.
Yang menyedihkan adalah saat makna dakwah menjadi milik satu kelompok.
Islam sampai di dada kita, karena jasa kedua orang tua kita, yang pernah belajar dari orang tuanya, dari guru ngajinya, dari ustadnya dari kyai-nya dan terus ke atas sanad itu bersambung.
Semua punya jasa atas diri kita hari ini, dari manapun
Ada yang menganggap bahwa jamaahnya paling berkah dan jamaahnya lah sang pemilik dakwah
Beristighfarlah, karena Islam sampai dirumah kita karena perjuangan para sesepuh, kyai kyai yang ikhlas mengajari kedua orang tua kita.
Tegakah kita mengatakan mereka tidak dijalan dakwah?
Jadi, doakanlah mereka yang memilih jalan berbeda, sebagaimana Imam Ahmad senantiasa mendoakan Imam Syafi’i dalam sholatnya, 40 tahun lamanya.
Para imam itu saling menghormati dan saling memuji. Tidak ada diantara mereka merasa paling berjasa atas yang lain.
Merasa berjasa adalah penyakit hati yang merusak amal.
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُل لّا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُم بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإِيمَانِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
“Mereka merasa telah berjasa kepadamu dengan keIslaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keIslamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang jujur.” ( Al-Hujurat: 17)
At-Thabari rahimahullah berkata,
وذُكر أن هؤلاء الأعراب من بني أسد, امتنوا على رسول الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم, فقالوا: آمنا من غير قتال, ولم نقاتلك كما قاتلك غيرنا, فأنـزل الله فيهم
“Disebutkan bahwa mereka adalah Arab badui dari bani Asad yang menyebut-nyebut (jasa) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam , mereka berkata, kami masuk Islam tanpa peperangan, kami tidak memerangimu sebagimana orang yang lain. Maka Allah menurunkan Ayat ini (Tafsir Ath Thabari)
Merasa telah berjasa adalah buah dari kekhilafan ruhani, dan keringnya keikhlasan.
Ibnu Katsir menjelaskan
{قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ}
Katakanlah, "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu.” (Al-Hujurat: 17)
karena sesungguhnya hal itu manfaatnya kembali kepada dirimu sendiri, Allah-lah yang sebenarnya memberi nikmat kepada kalian karena Dialah yang menunjukkan kalian kepada Islam.
Sesungguhnya Alloh lah yang telah memberikan hidayah pada siapapun yang dikehendakiNYA.
Hidayah itu Alloh turunkan dari sebab yang banyak.
Kewajiban bagi yang mendapatkan hidayah adalah bersyukur pada Alloh dan berterima kasih pada orang yang menjadi sebab datangnya hidayah.
Kewajiban bagi para dai yang telah menyeru adalah mengkhilaskan diri, dan tidak merasa berjasa atas hidayah. Karena Alloh lah yang memiliki hidayah.
Jangan pula merasa telah membesarkan dan memberi rizki. Astaghfirulloh
Karena Alloh lah yang menciptakan dan DIA pula yang menjamin rizki hambaNYA.
DIA pula yang mengangkat dan merendahkan derajat seseorang.
Mari berhenti merasa berjasa, agar amal tidak sirna bersama usia.
Wallohua’lam
*Ust M Nadhif Khalyani Founder RLC*
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>